KANTOR WALIKOTA MALANG TEMPOE DOLOE
Pada tanggal 26 April 1920 pihak Gemeente (kotapradja) Malang memutuskan untuk membuat daerah pusat pemerintahan baru yang sekarang kita kenal dengan Alun-alun Bunder sesuai dengan bentuk tanah lapang yang berbentuk bundar. Sebelum tahun 1914 Malang masih merupakan daerah bagian dari Karesidenan Pasuruan dan kekuasaan tertinggi di Malang adalah Assisten Residen yang kantornya di selatan Alun-alun (sekarang kantor Perbendaharaan dan Kas Negara). Setelah kota Malang dinaikkan statusnya menjadi Gemeente (Kotamadya) tanggal 1 April 1914, kota Malang berhak memerintah daerah sendiri dengan dipimpin oleh seorang Burgemeester (Walikota). Jabatan walikota waktu itu dirangkap oleh Asisten Residen sampai tahun 1918, baru tahun 1919 Malang mempunyai Walikota pertama HI Bussemaker
Setelah selesai dibangun alun-alun bundar, Malang masih belum mempunyai kantor pemerintahan yang permanen dan berwibawa. Pada 26 april 1920 dibuat perencanaan perluasan kota yang di dalamnya termasuk pembangunan gedung Balaikota sebagai tempat pemerintahan yang baru. Gagasan perencanaan itu timbul setelah walikota mengadakan sayembara perencanaan Balaikota Malang dengan juri Ir. W. Lemei, Ir. Ph.N. Te Winkel dan Ir. A. Grunberg. Dari 22 peserta lomba, tidak ada satupun yang memenuhi syarat. Maka, pada tanggal 14 Februari 1927 diputuskan oleh dewan kota agar rancangan yang paling baik diadakan perubahan dan segera dilaksanakan pembangunan dengan anggaran F. 287.000. Rancangan yang akhirnya dipakai adalah karya HF Horn dari Semarang dengan motto: Voor de burgers van Malang (untuk warga Malang). Pembangunan balaikota dilaksanakan tahun 1927 sampai 1929, dan mulai ditempati September 1929 oleh walikota ke dua Ir. EA Voorneman. Ruang walikota dirancang sendiri oleh C. Citroen dari Surabaya yang sampai sekarang masih terlihat megah. Bangunan yang tetap dipertahankan keasliannya ini menjadi bangunan cagar budaya di Malang yang dirancang bersama-sama para arsitek terkenal di Jawa saat itu.
Setelah selesai dibangun alun-alun bundar, Malang masih belum mempunyai kantor pemerintahan yang permanen dan berwibawa. Pada 26 april 1920 dibuat perencanaan perluasan kota yang di dalamnya termasuk pembangunan gedung Balaikota sebagai tempat pemerintahan yang baru. Gagasan perencanaan itu timbul setelah walikota mengadakan sayembara perencanaan Balaikota Malang dengan juri Ir. W. Lemei, Ir. Ph.N. Te Winkel dan Ir. A. Grunberg. Dari 22 peserta lomba, tidak ada satupun yang memenuhi syarat. Maka, pada tanggal 14 Februari 1927 diputuskan oleh dewan kota agar rancangan yang paling baik diadakan perubahan dan segera dilaksanakan pembangunan dengan anggaran F. 287.000. Rancangan yang akhirnya dipakai adalah karya HF Horn dari Semarang dengan motto: Voor de burgers van Malang (untuk warga Malang). Pembangunan balaikota dilaksanakan tahun 1927 sampai 1929, dan mulai ditempati September 1929 oleh walikota ke dua Ir. EA Voorneman. Ruang walikota dirancang sendiri oleh C. Citroen dari Surabaya yang sampai sekarang masih terlihat megah. Bangunan yang tetap dipertahankan keasliannya ini menjadi bangunan cagar budaya di Malang yang dirancang bersama-sama para arsitek terkenal di Jawa saat itu.